BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Laba BTN Naik 54%; MNC Cari Mitra Bisnis

28 Juli 2015
Tags:
MARKET FLASH: Laba BTN Naik 54%; MNC Cari Mitra Bisnis
Dirut BTN Maryono memberikan keterangan pers tentang kinerja BTN Triwulan I 2015 di Jakarta, Senin (27/4). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

WSKT tambah kontrak proyek jalan tol Rp6 triliun; ADHI tunjuk Bank Mandiri cari pinjaman Rp8,7 triliun

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

BBTN mencatatkan Laba semester I 2015 tumbuh 54,25 persen menjadi Rp831 miliar dibanding periode yang sama tahun 2014 yaitu Rp539 miliar. Sepanjang tahun ini, BBTN memproyeksikan laba bersih Rp1,8 triliun atau tumbuh 63,6 persen dibandingkan tahun lalu Rp1,1 triliun. Pertumbuhan laba yang sangat agresif itu didukung oleh perolehan NII (nett interest income) perseroan sebesar Rp3,19 triliun atau meningkat 19,06 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,68 triliun. Sementara Kredit dan Pembiayaan tumbuh 18,33 persen dari Rp106,584 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp126,125 triliun pada 30 Juni 2015.

Promo Terbaru di Bareksa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

WSKT berencana menambah kontrak Rp6 triliun pada bulan depan dari pengerjaan proyek jalan tol Solo-Kertosono, salah satu proyek terbesar pada semester kedua 2015. Presiden Joko Widodo meminta proyek yang menghubungkan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur itu selesai pada pertengahan 2018. Sampai Juni 2015, kontrak baru WSKT telah mencapai Rp9,9 triliun atau sekitar 42 persen dari target Rp23,4 triliun pada tahun ini. Kontrak tersebut tumbuh 39,6 persen dibandingkan dengan Rp7,1 triliun pada periode yang sama 2014. Proyek tol Solo-Kertosono sendiri dimiliki oleh WSKT dengan porsi 40 persen dan dimiliki PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dengan porsi 60 persen. Kedua perusahaan itu mengakuisisi proyek tersebut dari perusahaan swasta senilai Rp439 miliar beberapa waktu lalu.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

ADHI menunjuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk membantu penjajakan pinjaman sindikasi senilai Rp 8,7 triliun dari China Development Bank (CDB). Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek transportasi kereta api ringan (light rail transit/LRT) tahap I yang senilai Rp 12,56 triliun. Dalam pembangunan LRT, pemerintah menetapkan skema membeli proyek tersebut dari ADHI setelah proyek selesai dibangun. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap proyek LRT. Melalui skema ini, ADHI pun lebih aman dalam mengelola dana untuk pengembangan LRT tahap selanjutnya.

Sementara itu, ADHI mengumpulkan pendapatan Rp3,5 triliun pada semester I/2015 atau tumbuh sekitar 12 persen dibandingkan dengan Rp3,1 triliun pada periode yang sama 2014. Perseroan juga telah memperoleh laba bersih sekitar Rp70 miliar atau 14 persen dari target Rp505 miliar pada 2015. Pencapaian laba tersebut tumbuh sekitar 16,6 persen dibandingkan dengan Rp60 miliar pada kuartal II/2014.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

SMRA mengincar pendapatan prapenjualan (marketing sales) Rp2,96 triliun melalui peluncuran dua menara apartemen baru di Serpong dan Bekasi, serta dua klaster baru di Bandung pada semester kedua tahun ini. Direktur SMRA Michael Young mengatakan dua menara apartemen itu terdiri dari 1.500 unit dan akan diluncurkan pada medio September-Oktober mendatang. Sementara itu, dari perolehan marketing sales semester I/2015 yang mencapai Rp2,6 triliun, sebagian besar disumbangkan dari penjualan proyek apartemen di Serpong. Sisanya adalah penjualan dari unit rumah tapak yang tersebar di Serpong, Kelapa Gading, dan Bekasi.

Grup MNC

Grup MNC melalui PT Global Mediacom Tbk (BMTR), mencari mitra strategis untuk mengembangkan unit bisnis baru, yakni Sky Vision Network. Unit usaha tersebut akan dijadikan sebagai holding bisnis televisi berbayar, over the top (OTT), dan internet broadband. Direktur Global Mediacom Oerianto Guyandi mengatakan, Sky Vision Network akan menaungi unit usaha yang sudah berjalan, seperti PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dan PT MNC Kabel Mediacom. Pembentukan Sky Vision Network direncanakan terealisasi pada kuartal III-2015. Saat ini, menurut dia, tiga investor asing tertarik menjadi mitra strategis pembentukan Sky Vision Network. Ketiganya berasal dari Jepang dan Amerika Serikat. Investor asing diperkanankan masuk sebagai mitra strategis dengan opsi pembelian saham secara langsung ataupun lewat covertible bond (CB). Meski mencari investor strategis, MNC berharap tetap memiliki mayoritas saham Sky Vision Network. Tiga tahun ke depan setelah masuknya pemodal asing, lanjut Oerianto, Sky Vision Network ditargetkan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Aksi ini direaliasikan setelah perusahaan tersebut membukukan kinerja positif.

Stock Split

Dua emiten siap memecah nilai nominal saham pada bulan Agustus. PT Bali Towerindo Sentra TBk (BALI) akan memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:5 menjadi Rp20 dari sebelumnya Rp100. Sementara itu, PT Asuransi Jasa Tabia Tbk (ASJT) akan melakukan stock split dengan rasio 1:2 menjadikan harga nominal Rp100 per saham dari sebelumnya Rp200. Perdagangan saham nominal lama ASJT di pasar reguler dan negosiasi pada 30 Juli 2015 dan Bali pada 29 Juli 2015. Perdagangan nilai nominal baru ASJT pada 5 Agustus dan untuk BALI pada 4 Agustus.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP ingin memperbesar portofolio bisnis di bidang konstruksi pembangkit listrik dan menanti beberapa tender yang dilakukan PLN. PTPP menargetkan bisa menguasai proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas 1.400 megawatt, yang terdiri dari empat proyek senilai Rp21 triliun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua