BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Telkom Siapkan Satelit Baru $200 Juta

07 Juli 2015
Tags:
MARKET FLASH: Telkom Siapkan Satelit Baru $200 Juta
Petugas memeriksa jaringan base transceiver station (BTS) milik Telkomsel di menara BTS Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/6). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Philip Morris rencana lepas HMSP $1 miliar; WIKA catat kontrak baru Rp10,6 triliun per Juli

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)/Telkom

Telkom tengah membuka tender pembuatan satelit baru bernama Telkom 4 yang nilainya ditaksir $200 juta. Perseroan sedang mengevaluasi enam perusahaan manufaktur, termasuk dari AS, Rusia dan Eropa untuk membuatnya. Satelit baru akan diluncurkan 2018. Sebagai transponder satelit itu akan disewakan untuk pasar India dan menggantikan satelit Telkom 1 yang masa orbitnya berakhir 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Telkom tetap ingin melanjutkan tukar guling saham anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Oleh sebab itu, Telkom menyadari kemungkinan merevisi perjanjian share swap dengan TBIG meskipun belum memastikan opsi revisi tersebut.

Komisaris Telkom telah menerbitkan surat sejak 7 Januari 2015 dan meminta proses tukar guling dihentikan dengan berbagai pertimbangan salah satunya aspek strategis dan konstitusional. Sementara itu, direksi mengatakan akan mengikuti keputusan dewan komisaris tetapi kenyataannya Telkom memperpanjang tenggat waktu pemenuhan syarat menjadi 30 September 2015 - 30 Maret 2016.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

Produsen rokok Sampoerna akan memenuhi ketentuan porsi saham publik (free float) di pasar sebesar 7,5 persen, seiring rencana Philip Morris International Inc., pemegang saham mayoritasnya, menjual sebagian kecil kepemilikan senilai $1 miliar.

Philip Moris saat ini menguasai 98,18 persen saham HMSP dan sisanya publik. Di bursa, HMSP mencatat kapitalisasi pasar sekitar Rp311 triliun, nomor dua setelah PT Bank Central Asia Tbk. Philip Morris menunjuk Goldman Sachs, Credit Suisse AG, JPMorgan, Citigroup dan Mandiri Sekuritas untuk menjual setidaknya 5,68 persen saham HMSP.

PT HK Realtindo

Rencana pelepasan 30 - 35 persen saham anak usaha PT Hutama Karya (Persero), PT HK Realtindo, pada semester II/2016, akan diawali dengan penerbitan obligasi senilai Rp650 miliar pada awal tahun depan. Direktur Keuangan HK Realtindo Taufik Hendra Kusuma mengatakan perseroan menyiapkan sejumlah langkah menuju penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) yang ditargetkan akan digelar pada kuartal III/2016. Target perusahaan properti itu Rp1 - 1,5 triliun dari IPO.

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)

AUTO dan Bridgestone Corporation Jepang mendirikan usaha patungan dan pengembangan bisnis komponen otomotif produk anti-vibration senilai Rp174 miliar. Hugeng Gozali, Direktur Astra Otoparts, mengatakan komposisi usaha patungan tersebut perseroan menggenggam 49 persen saham, dan 51 persen lainnya dimiliki oleh Bridgestone. Perusahaan patungan itu rencananya berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat dan memproduksi engine mounting, body mounting, dan suspension parts untuk roda empat atau lebih.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Dua paket pekerjaan jalan tol Solo-Kertosono senilai Rp625 miliar yang baru dikantongi WIKA membuat nilai kontrak baru hingga awal bulan ini menjadi Rp10,59 triliun. Corporate Secretary Suradi mengatakan sampai pekan pertama Juli 2015 perseroan telah mengantongi kontrak baru senilai Rp10,59 triliun atau 33,47 persen dari target tahun ini sebesar Rp31,64 triliun.

Kedua pekerjaan tersebut merupakan bagian dari proyek jalan tol Solo-Kertosono yang didanai menggunakan APBNP 2015-2017. WIKA akan mengerjakan paket 1F sepanjang 1,5 kilometer. Proyek yang diperkirakan berlangsung pada Juni-Desember 2015 ini terdiri atas pekerjaan tanah 200.000 m3, 1 unit pekerjaan overpass, dan 1 unit box culvert.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Sumber Alfaria akan kembali menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun. Emisi surat utang pemilik jaringan ritel Alfamart, Alfamidi, Alfa Express, dan Lawson di Indonesia itu bakal direalisasikan pada Juli tahun ini.
Obligasi tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I senilai total Rp2 triliun. Surat utang perseroan kali ini terbagi dalam dua seri, yaitu seri A yang akan jatuh tempo pada 8 Mei 2018 dan seri B pada 8 Mei 2020.

Presiden Direktur Sumber Alfaria Anggara Hans Prawira mengatakan, penerbitan obligasi pada bulan ini untuk menutupi utang perseroan sebelumnya alias refinancing 50 persen utang ke PT Bank Central Asia TBk dan sisanya ke PT Bank Mandiri Tbk.

PT Intiland Development Tbk (DILD)

Intiland telah menyerap belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp 800 - 900 miliar pada semester I tahun ini. Sebagian besar capex telah digunakan untuk kebutuhan pembangunan proyek yang sudah dijalankan sebelumnya.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Intiland Development Thereresia Rustandi mengatakan, pembangunan proyek baru masih dalam tahap persiapan, sehingga belum menyerap capex dan perseroan tidak akan merevisi capex. Tahun ini, perseroan menyiapkan capex sebesar Rp 2 triliun. Intiland akan memenuhi kebutuhan capex melalui kas internal sebesar 40 persen dan pembiayaan eksternal 60 persen.

PT Ciputra Property Tbk (CTRP)

Ciputra Property akan menambah satu proyek baru di Bali dengan kebutuhan investasi sekitar Rp400 miliar pada tahun ini. Sebelumnya, CTRP telah memulai pengembangan Ciputra Beach Resort di Bali sehingga perseroan akan memiliki dua proyek resor di Bali. Direktur Ciputra Property Artadinata Djangkar menjabarkan proyek baru yang akan dikembangkan tersebut bernama The Nivata, di mana perseroan akan mengembangkan satu kompleks vila mewah dengan harga jual Rp2,5 - 5 miliar.

Total area yang akan dikembangkan mencapai 12 hektare. Lokasi proyek ini di Tabanan, dekat dengan Tanah Lot. Karena vila akan banyak yang dijual, maka pembiayaan akan diperoleh dari dana sendiri, juga dari hasil penjualan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua