DILD Cadangkan Investasi Reklamasi Rp4,7 Triliun
Perseroan akan mengembangkan pulau seluas 63 hektare di pantai utara Jakarta
Perseroan akan mengembangkan pulau seluas 63 hektare di pantai utara Jakarta
Bareksa.com - Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) memperkirakan investasi untuk reklamasi pulau seluas 63 hektare di Pantai Utara Jakarta mencapai Rp4,7 triliun. Nilai tersebut setara dengan Rp7,5 juta per meter persegi.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan investasi tersebut termasuk pembangunan infrastruktur. Reklamasi untuk pulau bernama Pulau H itu akan memakan waktu tiga tahun setelah mendapatkan izin.
"Kami cadangkan Rp7,5 juta per meter, tetapi ekspektasi kami akan lebih rendah. Pastinya akan menunggu izin selesai," ujarnya Senin 6 Juli 2015 malam.
Promo Terbaru di Bareksa
Nilai cadangan tersebut, menurut dia, memang lebih tinggi dibanding dana yang disiapkan developer lain. Pasalnya reklamasi yang dilakukan perseroan akan lebih dalam, mulai kedalaman 5 - 8 meter, dibanding rata-rata reklamasi mulai dari 0 meter.
Saat ini DILD tengah menanti izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menuntaskan proyek reklamasi itu, dan berharap akan selesai pada bulan ini. DILD sudah memastikan persyaratan analisis dampak lingkungan (Amdal) dan izin membangun bangunan (IMB). Setelah mendapat izin, perseroan akan menyusun persyaratan kontraktor dan menyelesaikan desain perencanaan proyek. Kemudian, pengembang properti itu dapat mulai melakukan penjualan (pre-sale).
Adapun jenis properti pertama yang akan ditawarkan kepada konsumen adalah rumah tapak (landed house). Baru setelah itu menawarkan apartemen atau gedung tinggi (high rise). Jenis rumah tapak akan ditawarkan tahun depan setelah izin selesai, dan dana hasil pre-sale akan digunakan untuk kebutuhan reklamasi lagi. "Sampai reklamasi awal, yang akan ditawarkan landed house karena proses konstruksinya lebih cepat dibanding high rise," kata Archid.
Namun, perseroan belum mendapatkan komitmen pendanaan dari bank untuk reklamasi. Intiland akan menggunakan hasil marketing sales dan kas internal terlebih dulu. "Tahun ini baru planning. Soal pendanaan kami jajaki pre-sale setelah mendapat izin. Kemudian bisa dari cashflow atau bahkan mengundang investor lain," ujarnya.
Perseroan mengalokasikan belanja modal (capex) untuk proyek tersebut pada tahun depan dan dua tahun selanjutnya. Nilainya juga diperkirakan lebih besar dari tahun ini sebesar Rp2 triliun. (pi)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.314,83 | 0,43% | 3,55% | 0,02% | 5,95% | 19,11% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.764,51 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,20% | 17,66% | 42,85% |
STAR Stable Income Fund | 1.915,47 | 0,53% | 2,89% | 0,02% | 6,23% | 30,99% | 60,26% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.758,34 | - 0,10% | 3,14% | 0,01% | 4,70% | 19,30% | 47,85% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.038,12 | 0,08% | 2,01% | 0,02% | 2,91% | - 1,48% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.