BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Apakah Investor Mendapat Dividen Jika Berinvestasi Reksa Dana Saham?

06 Juli 2015
Tags:
Apakah Investor Mendapat Dividen Jika Berinvestasi Reksa Dana Saham?
A teller counts Indonesian Rupiah notes inside a money changer in Jakarta, Indonesia, June 4, 2015. REUTERS/Nyimas Laula

Emiten yang memiliki kinerja bagus biasanya akan membagikan dividen kepada pemegang saham tiap tahunnya

Bareksa.com - Dalam berinvestasi saham, selain mengambil keuntungan dari selisih kenaikan harga saham (capital gain), investor juga mengharapkan adanya dividen yang dibagikan oleh emiten tersebut.

Emiten yang memiliki kinerja bagus biasanya akan membagikan dividen kepada pemegang saham setiap tahunnya. Besarannya memang tidak tetap setiap tahunnya, bergantung dari presentase pembagian dividen (dividen payout ratio/DPR) yang ditentukan oleh perusahaan tersebut.

Jika berinvestasi pada saham akan mendapatkan dividen, lalu apakah berinvestasi pada reksa dana saham juga akan memperoleh dividen?

Promo Terbaru di Bareksa

Lantaran dividen dibagikan kepada investor perorangan maupun institusi yang memiliki saham perusahaan, maka reksa dana saham pun akan mendapatkan dividen. Bedanya dividen ini tidak dibagikan langsung kepada investor, tapi akan masuk ke dalam perhitungan nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksa dana tersebut.

NAB reksa dana akan dihitung dari nilai aset yang ada dalam portofolio dan dikurangi oleh biaya-biaya dari reksa dana tersebut. Nah, perolehan dividen dari saham yang diinvestasikan kepada portofolio saham tersebut masuk ke dalam perhitungan nilai aset dari reksa dana.

Tidak hanya saham, imbal hasil dari instrumen investasi lainnya yang ada dalam portofolio reksa dana, juga masuk dalam perhitungan nilai reksa dana. Oleh karena itu investor tidak memperoleh imbal hasil secara langsung, tapi sudah terakumulasi dalam NAB per unit reksa dana tersebut.

Tabel: Ilustrasi perhitungan NAB Per Unit Reksa Dana

Illustration

Pada tabel di atas tampak ilustrasi dari proses pembentukan NAB per unit suatu reksa dana. Misalnya portofolio suatu reksa dana saham terdiri atas 80 persen saham, 10 persen obligasi, dan 10 persen instrumen pasar uang berupa deposito. Total aset yang dimiliki reksa dana saham tersebut pada saat baru terbentuk Rp200 juta.

Dengan asumsi tidak adanya biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan reksa dana karena reksa dana baru dibentuk, maka diperoleh NAB reksa dana sebesar Rp200 juta dan NAB per unit sebesar Rp1.000 dengan asumsi jumlah unit penyertaan reksa dana sebanyak 200.000 unit.

Setahun kemudian, reksa dana saham tersebut akan memperoleh imbal hasil dari instrumen yang diinvestasikan dalam portofolio reksa dana tersebut. Misalnya saja jumlah dividen yang diterima dari investasi saham sekitar Rp5 juta. Adapun kupon yang diterima dari obligasi sebesar 10 persen per tahun atau Rp2 juta. Selanjutnya untuk instrumen deposito mendapat bunga 5 persen per tahun atau sebesar Rp1 juta. Walhasil total nilai aset reksa dana saham tersebut sebesar Rp208 juta.

Kemudian total nilai aset tersebut dikurangi biaya yang timbul dari pengelolaan reksa dana (biaya manajemen, biaya kustodian, biaya transaksi, dan lain sebagainya) sebesar Rp2 juta, maka NAB dari reksa dana tersebut menjadi Rp206 juta atau sekitar Rp1.030 per unit.

Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa investor tidak secara langsung mendapatkan imbal hasil dari instrumen-instrumen investasi yang ada dalam portofolio reksa dana. Imbal hasil tersebut telah terakumulasi dalam NAB reksa dana.

Hal yang dapat memengaruhi naik turunnya NAB per unit reksa dana adalah adanya kenaikan atau penurunan aset yang berasal dari pergerakan instrumen dalam portofolio reksa dana atau pun adanya tambahan imbal hasil dari instrumen tersebut.

Selain itu, adanya pembelian (subscription) atau penjualan (redemption) oleh investor juga ikut mempengaruhi naik turunnya NAB per unit reksa dana, apalagi nominal transaksi tersebut tergolong besar.

Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang diperoleh investor reksa dana hanya berasal dari return NAB reksa dana yang berasal dari pergerakan harian reksa dana tersebut, dan tidak ada imbal hasil tambahan yang diperoleh investor secara langsung dari investasi instrumen dalam portofolio reksa dana tersebut.

***

Anda tertarik berinvestasi reksa dana, produk investasi resmi yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan RI? Jika tertarik, silakan mendaftar menjadi nasabah marketplace reksa dana online terintegrasi Bareksa - Buana Capital dengan mengklik tautan ini.

Jika Anda ingin belajar dan mendalami investasi reksa dana, termasuk bagaimana menggunakan berbagai perangkat online untuk mengukur, membandingkan, dan memonitor reksa dana dengan return terbaik, silakan mengikuti workshop Bareksa Fund Academy online maupun offline. Untuk mendaftar silakan klik tautan ini. GRATIS.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua