BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: WIKA Ajukan PMN Rp7 Triliun

19 Juni 2015
Tags:
 MARKET FLASH: WIKA Ajukan PMN Rp7 Triliun
Workers stand on a pier of a flyover road construction in Jakarta, May 15, 2015. Indonesia's finance minister said on Wednesday economic growth of 5.4 percent is more realistic for this year than the government's target of 5.7 percent. REUTERS/Beawiharta

Dua kontraktor BUMN akan IPO; SMGR revisi target pertumbuhan

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana mengajukan permintaan suntikan modal dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7 triliun selama dua tahun. Dana ini untuk mendanai pembangunan tiga sektor proyek infrastruktur perkereta apian, jalan tol dan pembangkit listrik.

Promo Terbaru di Bareksa

Pada 2016, WIKA akan mengajukan Rp3 triliun dan Rp4 triliun, sisanya pada tahun berikutnya. Proyek jalan tol termasuk Trans Sumatera melalui kerja sama dengan tiga BUMN lainnya, yaitu Jasa Marga, Waskita Karya dan Hutama Karya. Untuk proyek perkerataapian, WIKA akan membentuk konsorsium dengan China dan BUMN lain.

IPO Dua Kontraktor BUMN

Dua anak perusahaan konstruksi milik negara berencana menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun depan guna memperkuat permodalan perusahaan. Dua perusahaan tersebut adalah PT Wika Gedung, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT HK Realtindo, anak usaha PT Hutama Karya (Persero).

Wika Gedung dan HK Realtindo sama-sama berencana melepas 30 – 35 persen saham kepada investor publik dengan target perolehan dana sekitar Rp1 - 1,5 triliun. Target Wika Gedung IPO pada 2016, sementara HK Realtindo pada awal 2017.

Debt Switch Pemerintah

Pemerintah membeli kembali obligasi negara dengan cara debt switch senilai Rp2,95 triliun di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang negara untuk menyetabilkan pasar. Pada Kamis, pemerintah melakukan penukaran Rp2,95 triliun dari total penawaran 5,42 triliun.

Sembilan seri surat utang negara (SUN) fixed rate (FR) yang ditukar bertenor pendek mulai setahun hingga tiga empat tahun. Seri tersebut ditukar dengan tiga seri yang dua di antaranya bertenor panjang.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) merevisi target pertumbuhan penjualan 2015 yang sebelumnya diproyeksikan mencapai 6%. Direktur Semen Indonesia (SMGR) Amat Pria Darma mengatakan sampai saat ini permintaan semen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya justru merosot hingga 3,7 persen.

SMGR memprediksi pertumbuhan tahun ini hanya akan mencapai 0,5 persen dibandingkan dengan realisasi 2014. Sejumlah pabrik semen sudah mulai beroperasi sehingga memicu terjadinya kelebihan permintaan. Persaingan antara produsen juga semakin ketat. Hal itu turut diperparah dengan lambatnya eksekuisi proyek infrastruktur pemerintah.

PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)

Holding dari Grup Bakrie, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akan melakukan restrukturisasi utang melalui penukaran dengan saham (debt equity swap). Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno mengatakan sudah 60 persen kreditor menyetujui penukaran utang dengan saham.

Total utang yang akan direstrukturisasi Rp4,5 - 5,2 triliun. Persetujuan diharapkan selesai kuartal III-2015. Setelah disetujui kreditor dan rapat umum pemegang saham, BNBR akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dulu atau non-preemptive rights hingga 58 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari maksimal 10 persen modal disetor, karena perusahaan mengalami difisiensi modal atau ekuitas negatif. Tak menutup kemungkinan keluarga Bakrie akan menjadi pembeli siaga.

PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT)

PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) memberi jaminan atas pinjaman anak usaha PT International Prima Coal terkait pinjaman dengan Bank Permata senilai Rp478,99 miliar. Pinjaman itu terdiri atas $34,5 juta dan Rp19 miliar yang akan digunakan untuk modal kerja dan pembiayaan akuisisi PT Tabalong Prima Resources dan PT Mitra Hasrat Bersama.

Astra Sedaya Finance (ASF)

Perusahaan Pembiayaan Grup Astra, Astra Sedaya Finance (ASF) menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) senilai Rp300 miliar. Surat utang itu terbit dalam dua seri, seri A senilai Rp150 miliar dengan tenor 2 taun dan seri B senilai Rp150 miliar bertenor 3 tahun. MTN ini memberi kupon tiga bulanan dengan pembayaran bunga pertama pada 19 September 2015.

PT Mitra Investindo Tbk (MITI)

MITI tengah berfokus memperbesar asetnya dengan mengakuisisi blok minyak dan gas. Perseroan masih menjajaki dengan dua operator blok migas. Salah satu blok migas incaran adalah blok yang dikelola oleh badan usaha milik daerah. Emiten yang baru berganti bisnis dari bidang produksi granit ini tidak mempersiapkan modal khusus untuk rencana akuisisi tersebut karena finalnya bisa saja tahun ini atau tahun depan tergantung hasil pembicaraan.

PT Pertamina dan PT Perusahan Gas Negara Tbk (PGAS)

Pertamina dan PGN tengah berebut mendapatkan Blok migas Sanga-Sanga di Kalimantan Timur yang akan habis masa kontraknya pada 2018. Pertamina sudah lebih dulu menyampaikan minatnya ke Kementerian ESDM pasca kontrak Vico Indonesia habis. Sementara PGN lewat anak usahanya PT Saka Energi Indonesia juga berhasrat menjadi pengelolan blok itu.

PT Akasha Wira Internasional TBk (ADES)

Produsen air minum kemasan dan kosmetik PT Akasha Wira Internasional TBk (ADES) menganggarkan belanja modal Rp130 miliar tahun ini untuk menambah kapasitas produksi. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah lini produksi air minum dalam kemasan (AMDK) di salah satu pabriknya di Cibinong, Bogor. Selain itu, untuk membeli mesin baru dan meningkatkan efisiensi.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Kenaikan imbal hasil surat utang RI akibat risiko gejolak nilai tukar yang tak kunjung mereda mendorong investor untuk meminta yield lebih tinggi. Kondisi tersebut dihadapi salah satunya oleh BBTN, yang akan menerbitkan obligasi Rp3 triliun. Kupon yang akan diberikan lebih tinggi dibanding yang ditawarkan. BBTN menawarkan empat seri obligasi senilai total Rp3 triliun. Pada masa book building, investor meminta kupon tinggi dengan kupon ditetapkan 9,625 - 10 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding penawaran 9,2 - 9,9 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua