MARKET FLASH: Grup Salim Incar Proyek Kereta Api Filipina $3,8 Miliar
Bank Bukopin kaji obligasi Rp2 triliun; Kimia Farma ekspansi ke sektor properti.
Bank Bukopin kaji obligasi Rp2 triliun; Kimia Farma ekspansi ke sektor properti.
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
Grup Salim
Grup Salim akan berinvestasi di luar negeri melalui sayap bisnisnya di Hong Kong First Pacific. Konglomerasi yang dipimpin oleh Anthoni Salim itu mengincar proyek kereta api senilai $3,8 miliar atau Rp49 triliun di Filipina.
Promo Terbaru di Bareksa
First Pacific akan diwakili anak usaha di bidang infrastruktur yaitu Metro Pacific Investment Corporation dan akan menggandeng Ayala Corporation, salah satu konglomerasi bisnis tertua di Filipina. Proyek yang diincar adalan infrastruktur kereta api sepanjang 653 kilo meter yang menghubungkan Manila dengan wilayah selatan Filipina.
Kongsi bisins Grup Salim dengan Ayala bukan kali pertama, mereka sebelumnya memenangkan tender pengoperasian Manila Light Rail Trail System tahun lalu senilai $1,5 miliar. Kedua taipan ini juga tengah menyiapkan tender proyek tanggul jalan (road dike) di pinggir Manila sekitar $2,8 miliar.
Bank Bukopin
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menjajaki penawaran umum berkelanjutan obligasi senilai Rp2 triliun untuk memacu ekspasi dan menjaga kecukupan modal (CAR) di kisaran 16 hingga 17 persen. Perseroan akan fokus pada segmen UKM, termasuk sektor kemaritiman serta bisnis di kawasan timur Indonesia.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glanardi mengungkapkan kajian penerbitan obligasi mengingat pertumbuhan kredit sebesar 15 persen tahun ini. Pertumbuhan itu akan menekan CAR menjadi 12 hingga 13 persen.
Kimia Farma
Emimten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan melakukan ekspansi proyek properti pada semeester kedua tahun ini. Perseroan sudah mendapatkan izin mendirikan bangunan (IMB) untuk hotel di Jakarta dan Bandung.
Hotel berbintang tiga yang direncanakan itu akan memanfaatkan aset tanah menganggur di Banding seluas 4.000 meter persegi dan di Jakarta 2.000 meter persegi.
Perseroan akan mengadopsi skema build operate transfer (BOT) karena tidak berpengalaman di bidang ini. Perseroan juga akan masuk ke bisnis rumah sakit dengan skema yang sama.
2 IPO
Dua perusahaan menjajaki kemungkinan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) untuk mendanai ekspansi bisnis. Kedua perusahaan itu adalah produsen perlengkapan rumah sakit PT Mega Andalan Kalasan dan produsen permen PT Yupi Indo Jelly Gum.
Mega Andalan berfokus meningkatkan aset dan menyiapkan kelengkapan legal sebelum mewujudkan rencana tersebut. Alasan utamanya adalah mencara dana segar dan meningkatkan kinerja.
Sementara itu, Yupi juga berharap dapat dana ekspansi yang selama ini hanya mengandalkan pinjaman perbangkan. Yupi mengklaim menguasai pangsa pasar 90 produk permen jeli dan 11 persen produk permen umum nasional.
Mitra Pinasthika
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menganggarkan dana Rp1 triliun untuk belanja modal tahun ini, demi mendukung ekspansi bisnis penjualan kendaraan bermotor dan fasilitas produksi pelumas.
Rinciannya, Rp450 miliar untuk mengganti mobil di perusahaan jasa kendaraan, Rp250 miliar untuk pembangunan pabrik oli baru di Jawa Barat. Selain itu, RP250 miliar untuk dealership dan Rp50miliar untuk pengembangan lain termasuk teknologi informasi.
Perusahaan terafiliasi Grup Saratoga itu mengatakan sumber dana capex berasal dari kombinasi kas internal dan dana eksternal. Per Maret 2015, kas internal perseroan tercatat Rp1,2 triliun. Perseroan sudah mengaku mendapat komitmen pinjaman dari beberapa bank. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.314,36 | 0,41% | 3,60% | 0,02% | 5,91% | 19,01% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.764,83 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,22% | 17,48% | 42,87% |
STAR Stable Income Fund | 1.915,81 | 0,53% | 2,89% | 0,02% | 6,25% | 30,81% | 60,29% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.757 | - 0,19% | 3,05% | 0,01% | 4,62% | 19,15% | 47,74% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.038,38 | 0,12% | 2,03% | 0,02% | 2,94% | - 1,75% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.