STOCK MOVERS: Indeks Diselamatkan Saham Perkebunan Dari Tekanan Perbankan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pertama perdagangan Jum'at 15 April 2015 terkoreksi tipis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pertama perdagangan Jum'at 15 April 2015 terkoreksi tipis
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pertama perdagangan pada akhir pekan ini, Jum'at 17 April 2015 terkoreksi tipis 0,01 persen menjadi 5.420,38. Indeks tertekan oleh saham perbankan. Namun aksi spekulasi pada saham sektor perkebunan berhasil menahan penurunan indeks saham. Siang ini, indeks saham perkebunan menguat 1,23 persen dengan penguatan terbesar dialami oleh PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP). Saham LSIP menguat 3,7 persen menjadi Rp1.545 per lembar. Selain LSIP, saham PT Astra Agro Lestasi Tbk (AALI) juga naik 1,5 persen -- di atas kenaikan saham-saham perkebunan --.
Penguatan saham-saham perkebunan tidak terlepas dari aksi spekulasi terhadap kemungkinan naiknya harga CPO dunia yang dipicu oleh kebijakan pemerintahan Jokowi yang akan memberlakukan penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis CPO sebesar 15 persen. “Para trader minyak sawit pun melakukan aksi beli sebelum harga naik. Hal ini tentu saja mendongkrak volume ekspor minyak sawit Indonesia pada Maret,” ungkap Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan di depan media.
Fadhil mengatakan kinerja ekspor Indonesia akan terus membaik ke depan bila program mandatori B15 terus konsisten. Menurut dia, jika program ini serius dilaksanakan dan pemerintah benar-benar memberi sanksi pada pelanggaran maka diyakini harga CPO global dan kinerja ekspor minyak sawit Indonesia akan meningkat.
***
Sementara itu kekhawatiran impak pelemahan ekonomi ke kinerja keuangan menjelang perilisan laporan keuangan kuartal pertama membuat harga saham perbankan rontok. Saham BBCA dan BBRI masing-masing terkoreksi 0,7 persen dan 1 persen menjadi Rp14.800 dan Rp13.000. Investor asing hari ini mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp182 miliar dengan penjualan tertinggi pada saham BBCA, dan TLKM masing-masing Rp49,45 miliar dan Rp22,6 miliar. BDMN juga ambrol 1,5 persen menjadi Rp4.900 setelah melaporkan penurunan laba bersih hingga 21 persen. (np) (Baca juga: Januari-Maret 2015 Laba Danamon Ambrol 21% Akibat Kualitas Kredit Memburuk)
Promo Terbaru di Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.313,18 | 0,15% | 3,81% | 0,02% | 5,82% | 18,30% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.766,42 | 0,60% | 3,41% | 0,02% | 7,32% | 17,24% | 43,22% |
STAR Stable Income Fund | 1.917,41 | 0,56% | 2,94% | 0,02% | 6,33% | 30,71% | 60,33% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.753 | - 0,46% | 3,74% | 0,01% | 4,38% | 18,76% | 47,23% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.035,73 | - 0,22% | 1,77% | 0,01% | 2,68% | - 2,15% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.