BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ponsel yang Dipromosikan Jokowi Buatan China Atau Indonesia? Ini Datanya

17 April 2015
Tags:
Ponsel yang Dipromosikan Jokowi Buatan China Atau Indonesia? Ini Datanya
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/4/2015) (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) (diedit Bareksa.com)

Sebanyak 20-30 persen merupakan komponen lokal, yakni di bagian mekanikal dan plastik.

Bareksa.com - Banyak kalangan dibuat penasaran setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba mempromosikan sebuah smartphone di pameran teknologi dan inovasi di Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, 13 Maret lalu. "Yang penting ini, nih. Saya ketemu HP produk dalam negeri, dari Batam," ujar Jokowi sambil menyodorkan sebuah ponsel yang masih tersegel ke hadapan para reporter. "Ini harganya murah Rp1,5 juta. Mereknya Bolt. Ayo cepet kamu beli sana."

Benarkah ponsel itu asli produk lokal? Perusahaan mana yang menjadi produsennya?

Ponsel yang dimaksud adalah Smartphone 4G Bolt yang di-brand pada handset bermerek IVO produksi PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), perusahaan perakitan barang elektronik yang memiliki pabrik di Batam. Adapun jaringan selulernya menggunakan teknologi Internet berkecepatan tinggi long term evolution (LTE) Bolt. Bolt merupakan produk PT Internux, perusahaan patungan antara PT First Media (kelompok usaha Lippo) dengan Mitsui & Co asal Jepang.

Promo Terbaru di Bareksa

PTSN berdiri sejak 1990, menjalin kerja sama dengan Kotobuki (Panasonic Shikoku). Awalnya, perusahaan ini melakukan perakitan power pack untuk berbagai produk televisi Kotobuki. Taipan Sofjan Wanandi tercatat pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PTSN pada kurun waktu 2007-2014.

Saat dihubungi analis Bareksa.com, Sofjan menjelaskan memang mayoritas produk yang dirakit PTSN masih impor. Akan tetapi, ia meyakini bahwa langkah memulai perakitan di Indonesia ini akan memicu industri manufaktur ponsel nasional ke depan. Sofjan mencontohkan industri mobil. Diawali dengan mendirikan pabrik perakitan di Indonesia pada 1973, mulai 2004 sudah bisa mengekspor keluar negeri.

“Kata pemiliknya, smartphone ini 20-30 persen menggunakan komponen lokal, sedangkan sisanya masih mengandalkan komponen impor,” Sofjan menerangkan. Berangsur-angsur, ia meyakini bahwa penggunaan komponen lokal akan bertambah.

Di laporan prospektus PTSN dijelaskan ada tiga bahan baku utama yang dibutuhkan dalam perakitan alat elektronik PTSN, yakni electrical part, mechanical part dan plastic part. Dari ketiga komponen tersebut hanya bagian electrical part -- seperti IC, connector, chip -- yang masih perlu mengimpor dari Jepang, Taiwan dan Singapura. Untuk mechanical part seperti metal part dan stamping part; beserta plastic part, seperti tutup maupun kemasan plastik, sudah bisa diproduksi PTSN sendiri maupun dipasok dari perusahaan lokal lainnya.

Illustration

Proses metal stamping (Sumber: PTSN)

Illustration

Proses plastic molding (Sumber: PTSN)

PT Sat Nusapersada sendiri, terkhusus di Divisi Surface Mount Technology (SMT), memiliki kapasitas produksi sebanyak 200 juta unit per bulan. Namun, penggunaannya baru 40,6 persen dari kapasitas. SMT merupakan mesin untuk memasang komponen. Lantaran penggunaannya masih rendah, mulai 2014 PTSN menambah dua lini produksi untuk merakit smartphone 4G LTE dan feature phone dengan merek Venera 138.

Feature phone -- ponsel dengan fitur sederhana yang utamanya hanya untuk panggilan suara maupun SMS yang ditambah fitur-fitur lain seperti kamera dan aplikasi media sosial -- lebih dulu diluncurkan PTSN bekerja sama dengan PT Teletama Artha Mandiri (TAM).

Harga saham terdongkrak

Promosi Presiden Jokowi atas smartphone 4G rakitan PTSN itu mendongkrak harga saham perusahaan. Pada Kamis, 16 April, saham PTSN tiba-tiba melonjak 15,67 persen menjadi Rp96 per saham. Padahal, dari awal tahun harga saham PTSN sempat tertekan hingga Rp80 per saham akibat adanya kerugian $2,66 juta sepanjang 2014. Setahun sebelumnya PTSN justru membukukan laba $1,42 juta.

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Rugi tersebut muncul gara-gara merosotnya penjualan sebesar 46,9 persen menjadi $112,9 juta. Penyebabnya: anjloknya order penjualan komponen dan perakitan dari perusahaan Jepang yang kalah bersaing dengan kompetitor dari China dan Korea; selain adanya kenaikan upah karyawan. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua