BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Yield Obligasi Cenderung Melonjak Setelah Kenaikan Harga BBM: Data Bareksa

31 Oktober 2014
Tags:
Yield Obligasi Cenderung Melonjak Setelah Kenaikan Harga BBM: Data Bareksa
Pergerakan yield obligasi sepanjang kenaikan harga BBM (Bareksa.com)

Yield obligasi sempat meningkat 5,38 poin setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal Maret 2005.

Bareksa.com - Kenaikan harga BBM bersubsidi secara historis selalu diikuti dengan gelombang pasang naik yield obligasi 10 tahun, demikian ditunjukkan data Bareksa.com.

Yield obligasi 10 tahun sempat meningkat 5,38 poin hingga 15,67 persen pada 5 September 2005 setelah diumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal Maret 2005. Padahal pada awal Maret, masih berada di level 10,29 persen.

Kenaikan harga BBM ketika itu mendorong inflasi di bulan Maret menjadi 8,81 persen, seiring melonjaknya harga kebutuhan bahan pokok. Inflasi bahkan sempat mencapai 18,38 persen pada bulan November setelah harga BBM bersubsidi dinaikkan untuk kedua kalinya di bulan Oktober. Untuk meredam kenaikan inflasi, Bank Indonesia (BI) merespons dengan beberapa kali menaikkan BI Rate menjadi 12,75 persen dari sebelumnya 8,5 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Seiring dengan kenaikan BI Rate, yield obligasi juga mengalami kenaikan.

Grafik: Pergerakan Yield Obligasi 10 Tahun Seiring Kenaikan Harga BBM

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Di bulan Mei 2007, yield obligasi kembali merosot hingga ke level 8,87 persen sejalan dengan penurunan BI Rate. Setelah inflasi normal, BI Rate diturunkan ke level 8,75 persen. BI Rate bergerak pada rentang 8-8,75 persen selama periode Mei 2007 - April 2008.

Ketika pemerintah kembali menaikkan harga BBM bersubsidi hingga 85,75 persen ke level Rp4.500 per liter pada akhir Mei 2008, inflasi kembali meningkat ke angka 12,14 persen di bulan September 2008. Untuk menekan inflasi yang kembali membubung itu, BI lagi-lagi menaikkan suku bunga acuan ke level 9,5 persen di bulan Oktober.

Kenaikan tersebut diikuti kenaikan yield obligasi. Pada bulan Oktober, yield obligasi mencapai level 19,52 persen.

Grafik: Pergerakan Inflasi Periode 2005-2014

IllustrationSumber: Bareksa.com

Pada kenaikan harga BBM bersubsidi di tahun 2013, kenaikan inflasi terjadi pada dua bulan pertama setelah harga dinaikkan. Inflasi bulan Juni dan Juli berada pada level 8,6-8,8 persen, lebih rendah dari angka Mei yang 5,9 persen. BI pun kembali terpaksa menaikkan BI Rate ke level 7,5 persen setelah selama dua tahun stabil di angka 5,75 persen. Dampaknya, yield obligasi kembali mengalami kenaikan 3,54 poin, menjadi 8,7 persen, di bulan September 2013. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua