Bareksa.com - Nilai tukar rupiah sore ini bergerak melemah. Rupiah kembali sentuh level Rp12.000 per dolar Amerika setelah kemarin ditutup menguat tipis pada Rp11.992 per dolar Amerika. Investor masih menanti bagaimana kabinet yang dibentuk pemerintahan baru Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

"Opening tadi rupiah melemah tipis, berada di Rp12.014-12.024 per dolar Amerika. Sore ini pun masih melanjutkan pelemahan hingga Rp12.053-12.063 per dolar Amerika," kata salah seorang currency dealer kepada Bareksa.com.

Beberapa investor menyampaikan respon yang positif atas tindakan Jokowi yang mengikutsertakan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam pembentukan kabinet, namun investor berharap agar diselesaikan secepatnya karena menyangkut kepastian arah investasi.

Sementara itu, perdagangan obligasi mayoritas mengalami penguatan. SUN benchmark 10 tahun (FR0070) mengalami penguatan harga tertinggi sebesar 23 basis poin (bps) menjadi 102,5 persen yang sebelumnya ditutup pada harga 102,3 persen.

Yield SUN 8,375 persen (Maret 2024) tersebut turun 4 bps menjadi 7,98 persen dari 8,02 persen.

Sedangkan SUN benchmark 20 tahun (FR0068) diwarnai dengan aksi jual dimana mengalami penurunan harga sebesar 16 bps menjadi 99,3 persen dari 99,5 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan FR0068 cukup tinggi, yakni mencapai Rp1,5 triliun. Yield SUN 8,375 persen (Maret 2034) ini naik 2 bps menjadi 8,44 persen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami kenaikan sebesar 0,6 persen menjadi 5.103,52 dibandingkan penutupan kemarin 5.074,32.

Nilai transaksi hari ini masih sekitar Rp4 triliun dengan pembelian bersih investor asing yang cukup sedikit, yakni hanya Rp16,8 miliar.

Sektor aneka industri mengalami penguatan tertinggi yakni sebesar 2 persen sementara sektor konsumsi melemah cukup tinggi sekitar 0,9 persen. Positifnya pergerakan pasar saham juga disebabkan kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik di kuartal ketiga 2014. (np)