Bareksa.com - Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan euforia inagurasi Presiden Joko Widodo tidak mampu mencegah pelemahan rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hingga siang ini melemah tipis 0,29 persen menjadi Rp12.038 per dolar Amerika lebih disebabkan faktor eksternal yakni rencana Bank Sentral Eropa kembali melakukan pembelian obligasi serta pertumbuhan properti di Amerika yang mendorong peningkatan dolar indeks.

Dolar index kembali naik ke 85,77 setelah diumumkan data mortgage bankers association (MBA) bahwa aplikasi pembelian properti di Amerika akhir September tumbuh 11,6 persen dibanding bulan sebelumnya hanya 5,6 persen.

Head of Research Woori Korindo Securities Reza Priyambada memperkirakan rupiah di kurs tengah Bank Indonesia akan bergerak di kisaran Rp12.035 hingga Rp12.014 per dolar Amerika.

"Laju rupiah juga melemah setelah merespon penurunan nilai mata uang Yen," kata Reza.

Yen juga melemah seiring neraca perdagangan Jepang bulan September kembali mengalami defisit sebesar 1,07 triliun Yen. (np)