Bareksa.com - Hingga siang ini, nilai tukar rupiah masih bertahan pada level Rp11.970 - 12.009 per dolar Amerika imbas dari pelemahan dolar terhadap hampir seluruh mata uang dikawasan Asia ditopang sentimen positif the Fed yang diperkirakan menunda rencana kenaikan suku bunga terkait perlambatan ekonomi dunia.

Tetapi ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta melihat bahwa nilai tukar rupiah dapat kembali melemah akibat langkah stimulus bank sentral Eropa (European Central Bank / ECB) yang kembali mengeksekusi program pembelian aset dengan membeli obligasi negara Italia setelah sebelumnya memborong obligasi Spanyol dan Perancis menekan Euro sehingga meningkatkan dolar indeks.

Yield US treasury bertenor 10 tahun perlahan naik hingga 2,2 persen, dini hari tadi.

Sementara itu investor juga masih menanti susunan kabinet pemerintahan baru terutama tim ekonomi. Saat ini investor melihat tensi politik tanah air menyusul safari politik Joko Widodo ke rival dalam Pemilihan Umum (Pemilu), Abdurizal Bakrie dan Prabowo serta euforia pelantikan Presiden ke 7 Indonesia, pekan ini juga memicu positifnya nilai tukar rupiah ungkap Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri.

Hans Kwee memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak dikisaran Rp11.935 hingga Rp12.100 per dolar Amerika Serikat. "Rupiah berpeluang menguat dan konsolidasi dulu. Mata uang dunia menanti pertemuan the Fed minggu depan terkait kebijakan quantitative easing," kata Hans.

Kurs tengah Bank Indonesia untuk Rupiah kemarin menguat 0,39 persen versus dolar AS ke level Rp11.993. (np)