BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Presdir CIMB-P AM: Investor Tunggu Kabinet Jokowi, Apa Betul

03 September 2014
Tags:
Presdir CIMB-P AM: Investor Tunggu Kabinet Jokowi, Apa Betul
Presiden Direktur CIMB Principal Asset Management, Fajar Hidayat, 2 September 2014 (Bareksa/Ni Putu Kurniasari)

PT CIMB Principal Asset Management melihat masih ada potensi kenaikan return reksadana di akhir tahun.

Bareksa.com - Dalam dua tahun terakhir, Grup CIMB mengembangkan bisnis investasi melalui PT CIMB-Principal Asset Management dengan meluncurkan sejumlah langkah perubahan. Salah satunya, merombak manajemen. Hasilnya, terjadi pertumbuhan dana kelolaan sebesar 128,57 persen menjadi Rp3,2 triliun, dari semula Rp1,4 triliun.

Fajar Rachman Hidajat adalah bagian dari gelombang pasang naik ini. Dia bergabung dengan PT CIMB-Principal Asset Management pada September 2012 sebagai Direktur Investasi. Sejak Februari lalu, dia naik ke kursi presiden direktur.

Sebelum di CIMB, Fajar pernah menjadi direktur di PT Trimegah Asset Management. Karier panjangnya di dunia keuangan dimulai sebagai analis ekuitas pada tahun 1995.

Promo Terbaru di Bareksa

CIMB-Principal yang telah mengantungi izin sejak 1997 dari Bapepam-LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan), kini merupakan satu-satunya perusahaan manajer investasi asing yang bersinergi sekaligus dengan bank, asuransi dan perusahaan sekuritas.

Dalam sebuah wawancara khusus dengan analis Bareksa.com, Ni Putu Kurniasari, di kantor CIMB-Principal AM, pada Selasa 2 September 2014, Fajar memaparkan berbagai tantangan industri reksadana ke depan. Petikannya:

Risiko-risiko apa ke depan yang dapat mempengaruhi pergerakan saham dan obligasi yang merupakan underlying dari portofolio reksadana?

Terdapat sejumlah risiko seperti defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan. Untuk itu, investor perlu mencermati bagaimana pemerintah baru akan menanggulangi hal tersebut. Selain itu, investor juga menunggu susunan kabinet pada pemerintahan baru ini. Investor juga memperkirakan pada kuartal akhir tahun ini pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

Bagaimana dengan faktor tingginya ekspektasi investor atas terpilihnya Jokowi-JK?

Hal itu sudah priced in di kinerja IHSG saat ini. Secara year-to-date IHSG telah memperoleh return sekitar 20 persen. Maka itu, yang sangat penting sekarang adalah apakah hal-hal yang dijanjikan oleh pemerintahan baru ini betul-betul dapat terimplementasi. Di tahap awal investor akan melihat susunan kabinet, apakah terbukti diisi oleh kalangan profesional yang kredibel di bidangnya.

Soal kinerja IHSG yang sudah mencapai level 5.177,618, apakah hingga akhir tahun masih berpeluang naik?

Analis menargetkan IHSG hingga akhir tahun dapat mencapai level 5.400-5.600. Jadi, masih memiliki peluang kenaikan sekitar 5 persen dalam 4 bulan mendatang. Untuk reksadana, tambahan return hingga akhir tahun berkisar 2-3 persen.

Dalam dua tahun mendatang reksadana ekuitas masih akan menjadi primadona, karena banyaknya proyek-proyek infrastruktur yang akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, pengalihan dana subsidi BBM ke sektor-sektor yang lebih produktif juga akan menjadi sentimen positif pergerakan saham

Soal reksadana CIMB-Principal AM, bagaimana pengembangan ke depan?

Kami masih berfokus pada reksadana jenis saham, yang dalam dua tahun terakhir memiliki pertumbuhan dana kelolaan (Asset Under Management, AUM) tertinggi. Memang butuh waktu untuk mengembangkan reksadana jenis saham karena investor perlu melihat pergerakan kinerja.

AUM reksadana jenis saham termasuk dengan reksadana indeks pada tahun 2012 hanya berkisar Rp60 miliar. Namun, hingga Agustus 2014 sudah naik hingga Rp620 miliar. Ini belum ditambah dengan discretionary fund (Kontrak Pengelolaan Dana) sekitar Rp151 miliar. Jadi, reksadana saham yang kami kelola sekarang sekitar Rp700 miliar, naik 10 kali lipat lebih.

Secara proporsi, reksadana jenis saham berkontribusi sekitar 15 persen dari total AUM CIMB-Principal AM. Kontribusi terbesar masih dari reksadana jenis pendapatan tetap dan terproteksi, yakni masing-masing sebesar 35,61 persen dan 26,82 persen.

Ada produk baru CIMB-Principal AM yang akan diluncurkan?

November ini, CIMB-Principal akan meluncurkan dua produk baru yang sama-sama berjenis reksadana saham namun dengan strategi yang berbeda. Yang pertama menerapkan strategi sektoral dan yang kedua menggunakan strategi kuantitatif dalam pengelolaannya.

CIMB-Principal telah memiliki produk reksadana saham yang dikelola dengan strategi indeks, growth, aggresive, syariah, growth, dan alternatif. Produk baru yang akan diluncurkan ini lebih didasarkan pada strategi tematik, seperti reksadana sektoral.

Dalam pengembangan reksadana saham ke depan, CIMB-Principal AM akan menyediakan berbagai tipe produk berdasarkan strategi investasi yang dapat dipilih oleh investor sesuai kebutuhan mereka. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua