BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

RHB : Sektor Properti Masih Lesu, Valuasi Saham Lebih Murah 57 Persen

18 Juli 2017
Tags:
RHB : Sektor Properti Masih Lesu, Valuasi Saham Lebih Murah 57 Persen
Sejumlah pengunjung melihat pameran properti di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (17/9). Pameran yang bertajuk "Jakarta Property Week 2015" ini merupakan cara untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan akan properti dan digelar pada 17 September-20 September 2015. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Jumlah peminat pengembang di semester I 2017 turun 35 persen secara tahunan

Bareksa.com – Penjualan industri properti di tanah air pada semester pertama tahun ini tercatat masih lesu. Kondisi tersebut terlihat dari perolehan pra penjualan (marketing sales) perusahaan properti yang rata-rata belum mencapai separuh dari target yang ditentukan perusahaan.

Dalam riset RHB Sekuritas Indonesia yang dibagikan kepada nasabah menjelaskan bahwa jumlah peminat agregat pengembang di semester I 2017 turun 35 persen secara tahunan namun meningkat 27 persen per kuartal menjadi keseluruhan Rp 4,9 triliun. Angka tersebut juga baru berkontribusi sebesar 33 persen dari target agregat perusahaan dan 37 persen target tahunan RHB sekuritas untuk Tahun 2017.

Sebagian besar perusahaan membukukan peningkatan penjualan di kuartal II 2017 dengan Intiland (DILD) dan Summarecon (SMRA) mencatatkan pertumbuhan kuartalan tertinggi masing-masing 224 persen dan 119 persen. Sebelumnya, setiap perusahaan mayoritas mempertahankan target pra penjualannya, didukung oleh peluncuran proyek baru di semester II 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Tabel : Pra Penjualan Perusahaan Semester I 2017 (Rp Miliar)

Illustration

RHB dalam risetnya yakin peluncuran proyek baru ini akan mendukung kinerja pra penjualan perusahaan properti, ditambah dengan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) yang lebih rendah, loan to value (LTV), dan pajak final. RHB juga menganggap peluang sektor properti tahun ini cenderung terbatas karena sektor ini diperdagangkan dengan diskon 57 persen terhadap nilai aset bersih (net asset value/NAV).

Risiko utama yang membayangi sektor properti mencakup penurunan ekonomi, penurunan daya beli, perubahan peraturan pemerintah, dan pencapaian penjualan pemasaran yang lemah selama di semester II 2017.

Grafik : Valuasi Sektor Property terhadap NAV

Illustration

NAV atau Net Asset Value merupakan salah satu metode valuasi yang digunakan dalam menghitung nilai wajar sektor properti. Saat ini, riset RHB mengatakan bahwa valuasi saham sektor properti berada di bawah rata-rata nilai NAV sejak Januari 2013 atau setidaknya dalam 3 tahun terakhir. Dari 10 saham properti yang dicover oleh RHB, 9 saham direkomendasikan untuk beli di mana 4 diantaranya : ASRI, BSDE, CTRA, DILD. Sedangkan untuk SMRA direkomendasikan neutral.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua