BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Kabar Baik untuk Indonesia?

13 Februari 2016
Tags:
Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Kabar Baik untuk Indonesia?
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (19/5). BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 7,50 persen sejalan dengan kebijakan moneter guna menjaga inflasi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ss/mes/15

Pelebarn defisit dipicu oleh impor barang modal merupakan indikasi pemulihan ekonomi Indonesia

Bareksa.com – Bank Indonesia mengumumkan bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit) pada kuartal IV-2015 mencapai sebesar US$5,11 miliar atau 2,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini terhitung membesar bila dibandingkan dengan kuartal III-2015 sebesar US$4,2 miliar atau 1,94 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat menuturkan bahwa melebarnya defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2015 dipicu oleh turunnya surplus nonmigas.

"Peningkatan impor terbesar terjadi pada kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku.” ujar Arbonas.

Promo Terbaru di Bareksa

Hal ini menjadi kabar baik karena meningkatnya impor barang modal merupakan indikator berjalannya proyek-proyek pemerintah. Selain itu impor barang konsumsi juga mengindikasikan pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat.

Sedangkan sepanjang 2015, defisit transaksi berjalan mencatatkan nilai US$ 17,8 miliar atau menyempit menjadi 2,06 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 3,09 persen dari PDB.

Grafik Defisit Transaksi Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto Per Kuartal (dalam %)

Illustration

Sumber: Bank Indonesia, Bareksa.com

Mandiri Sekuritas dalam laporan risetnya menyebutkan bahwa melebarnya defisit transaksi berjalan menunjukkan perbaikan ekonomi Indonesia. Hal ini seiring dengan membaiknya data pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2015 sebesar 5,04 persen yang berada di atas ekspektasi ekonom.

Implikasinya, Bank Indonesia berpotensi melakukan pelonggaran moneter dengan membaiknya transaksi berjalan. Mandiri Sekuritas memperkirakan suku bunga akan dipangkas 25 basis poin pada Maret atau April. Pelonggaran moneter juga dapat berupa penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) -- dana minimum yang harus disimpan perbankan di bank sentral -- dengan tujuan memompa likuiditas ke pasar.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua