Negosiasi PPNBM Masih Alot; Saham Properti Terjungkal
indeks saham properti turun 1,16%
indeks saham properti turun 1,16%
Bareksa.com - Masih alotnya negosiasi perubahan penerapan pajak barang mewah terhadap produk properti mengakibatkan harga saham sektor ini semakin terperosok. Hari ini sampai dengan penutupan sesi I perdagangan, indeks saham properti merosot 1,16 persen.
Pemerintah akan mengubah aturan penerapan pajak barang mewah dari sebelumnya berdasarkan luasan tanah menjadi berdasarkan harga. Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) dan Kementerian Keuangan masih menegosiaskannya. "Masih terjadi tarik menarik antara pengusaha properti dengan kami," kata Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro dikutip dari Kontan hari ini.
Pemerintah berusaha menggenjot penerimaan pajak, salah satunya dengan penerapan pajak PPnBM properti. Pasalnya, sampai dengan kuartal pertama 2015 penerimaan pajak baru mencapai 15 persen dari target. Padahal target penerimaan pajak 2015 naik 30 persen menjadi Rp1.200 triliun untuk mendanai pembangunan infrastruktur.
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, industri properti sedang mengalami tekanan pasca penerapan kebijakan LTV (loan to value), dan masih tingginya suku bunga. Perlambatan sektor properti ditandai dengan menurunnya penjualan sampai dengan kuartal pertama 2015.
Grafik: Perlambatan Penjualan Properti Q1
sumber: deutsche bank
Beberapa saham properti yang menurun hari ini di antaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 3,69 persen, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) turun 3,69 persen, PT Sentul City Tbk (BKSL) turun 2,75 persen, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) turun 2,07 persen dan PT Lippo Karawaci Tbk LPKR turun 1,92 persen. Volume antrean jual (offer) APLN mencapai 170 ribu lot saham atau enam kali lipat lebih tinggi daripada volume antrean beli (bid) sebesar 28 ribu lot saham.
Indeks saham properti masih diselamatkan oleh penguatan pada tiga emiten konstruksi BUMN yakni PT Adhi Karya Tb. (ADHI) naik 0,91 persen ke, PT PP Tbk. (PTPP) naik 0,66 persen, dan PT Wijaya Karya Tbk WIKA naik 0,15 persen. ADHI akan melakukan merger dua anak usahanya yakni Adhi Persada Properti dan Adhi Persada Realiti sebelum ditawarkan sahamnya ke publik. Rencananya anak usaha ADHI di bidang properti ini mengincar dana segar Rp500 juta sampai dengan Rp1 triliun.
ADHI juga akan segera melakukan rights issue dengan target perolehan dana Rp2,74 triliun pada Juli 2015. Rights issue itu dilakukan setelah perseroan memperoleh penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp1,4 triliun dalam APBN Perubahan 2015. (pi)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.311,31 | - 0,02% | 3,54% | 0,02% | 5,67% | 18,13% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.766,74 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,34% | 17,26% | 43,41% |
STAR Stable Income Fund | 1.917,73 | 0,52% | 2,95% | 0,02% | 6,35% | 30,73% | 60,39% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.750,18 | - 0,68% | 3,54% | 0,01% | 4,21% | 18,57% | 46,98% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.034,18 | - 0,40% | 1,62% | 0,01% | 2,52% | - 2,29% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.