Bareksa.com - Jumlah dana kelolaan (asset under management/AUM) ternyata dapat menjadi salah satu indikator baik atau tidaknya suatu reksa dana. Berdasarkan data Bareksa, semakin tinggi AUM suatu reksa dana, semakin tinggi juga potensi untuk meraih return positif.

Berikut ini adalah tabel 10 reksadana yang sudah beroperasi minimal tiga tahun dengan AUM tertinggi dan terendah:

Tabel 10 Reksa Dana AUM Tertinggi

sumber:bareksa.com

Tabel 10 Reksa Dana AUM Terendah

sumber:bareksa.com

Dari sepuluh reksa dana saham dengan AUM tertinggi yang sudah beroperasi minimal tiga tahun, diperoleh rata-rata return bulanan sebesar 1,45 persen. Sementara sepuluh reksa dana dengan AUM terendah yang sudah beroperasi minimal tiga tahun, menunjukan rata-rata return bulanan negatif 1,92 persen. Dalam jangka waktu tiga tahun, reksa dana dengan AUM tinggi juga menunjukan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana AUM rendah.

Padahal, alokasi saham terbesar pada beberapa reksa dana tersebut tidak begitu jauh berbeda, yakni pada sektor keuangan.

Dilihat dari fund fact sheet, Panin Dana Maksima --10 besar AUM tertinggi-- mengalokasikan 10 besar saham pada ASII, AUTO, BMRI, BBNI, BBRI, BSDE, GJTL, MAPI, PNIN, dan SMRA. Reksa dana ini mengalokasikan 39 persen atau mayoritas aset pada saham sektor keuangan.

Sementara itu, Lautandhana Equity Progresif --10 besar AUM terendah-- mengalokasikan 10 besar saham pada ASII, BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, UNVR, PGAS, GGRM, BRMS, dan BBNI. Reksa dana ini mengalokasikan 21,1 persen atau mayoritas aset pada saham sektor keuangan.

Hal tersebut menunjukan bahwa alokasi aset pada saham yang sama belum tentu menjamin kesamaan tingkat keuntungan. Karena itu selain mempertimbangkan alokasi saham dan return historikal, Investor juga dapat memasukan total dana kelolaan (AUM) sebagai bahan pertimbangan dalam memilih reksadana.(al)