Bareksa.com - Dalam seminggu terakhir, harga emas dunia melonjak 2,9 persen namun hal ini tidak begitu banyak perubahan pada perdagangan emas di Indonesia karena nilai tukar rupiah juga sudah mulai menguat.

Perdagangan emas memakai patokan harga internasional yang memakai mata uang dolar Amerika, artinya pergerakannya juga tergantung dari pergerakan mata uang rupiah.

Secara year-to-date, harga emas dunia hanya naik 0,07 persen. Namun jika dikonversi ke rupiah, maka harga emas dari awal tahun hingga kemarin justru mengalami kenaikan 4,8 persen.

Grafik: Pergerakan Harga Emas Dunia dalam Dolar Amerika dan Rupiah Periode Year-To-Date

Sumber : Bloomberg, diolah Bareksa

Adanya perbedaan return yang cukup besar -- lebih dari 4 persen -- ini disebabkan pengaruh kurs. Dolar Amerika menguat terhadap beberapa nilai tukar regional sejak awal tahun.

Rupiah melemah 4,6 persen secara year-to-date menjadi Rp13.000 per dolar Amerika. Dua minggu lalu bahkan nilai tukar rupiah sempat menembus Rp13.200.

Pelemahan ini terjadi akibat penguatan Dolar Amerika karena kekhawatiran investor bahwa Bank Sentral Amerika, The Fed akan menaikkan tingkat bunga acuan dalam waktu dekat.

Sentimen ini juga sebetulnya mendorong penurunan harga emas internasional. Harga emas dunia sempat menyentuh level terendahnya tahun ini, yaitu $1.149 per troy ounce.

Grafik: Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Periode Year-To-Date

Sumber : Bloomberg, diolah Bareksa

Hari ini, harga emas dunia di pasar spot masih bergerak naik. Hingga pukul 13.56 WIB, harga emas dunia naik ke level $1.189 per troy ounce atau sekitar Rp495.130 per gram. Tetapi nilai tukar rupiah juga menguat menjadi Rp12.968 per dolar Amerika, sehingga kenaikan harga emas internasional tidak terlalu berdampak pada harga emas di Indonesia.

Oleh karena itu investasi pada emas sebaiknya dilakukan jika kondisi nilai tukar rupiah sedang mengalami pelemahan. (np)