Bareksa.com - Stimulus yang dikeluarkan oleh Eropa mendorong penguatan Rupiah, yang dalam sepekan ini menguat hingga 1,3 persen menjadi Rp12.459 per dolar Amerika.

ECB resmi mengumumkan pemberian stimulus sebesar pada 22 Januari 2015. Stimulus dilakukan dengan pembelian obligasi senilai EUR 60 miliar per bulan.

Besarnya stimulus tersebut mendorong masuknya dana investor asing ke pasar keuangan di Indonesia. Dalam periode 16 sampai 22 Januari 2015 dana investor asing yang masuk (inflow) pada surat utang negara (SUN) mencapai Rp11,16 triliun berdasar pada data Bareksa.com.

Penguatan Rupiah Terhadap Dolar Amerika Periode 16 - 23 Januari 2015

sumber:bareksa.com

Stimulus ECB Penguatan nilai tukar rupiah melebihi mata uang bath Thailand karena pada saat ini rupiah terhadap dolar Amerika undervalued -- secara valuasi lebih murah -- dibandingkan dengan mata uang regional lain di Asia Tenggara.

"Adanya perbaikan fundamental ekonomi yang dilakukan pemerintah melalui penambahan ruang fiskal pada sektor infrastruktur juga mendorong penguatan nilai tukar rupiah," ujar Rangga Cipta, ekonom senior PT Samuel Asset Management.

Sementara pelemahan Ringgit Malaysia lebih disebabkan faktor internal, dimana Malaysia sebagai eksportir minyak mengalami sentimen negatif atas pelemahan harga minyak dunia, tambah Rangga.

Peningkatan Mata Uang Dunia Dibandingkan Dengan Euro

sumber:bareksa.com

Setelah ECB mengumumkan stimulus, sebagian besar mata uang menguat terhadap euro. Ringgit Malaysia, dan Rupiah yang paling besar menguat terhadap euro di periode 22-23 Januari 2015 yakni masing-masing 2,9 persen dan 3 persen. Dolar Amerika juga menguat terhadap euro sebanyak 1,4 persen.

(al)