BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Usai Krisis 2008 & 2013, Jenis Reksa Dana Ini Malah Hasilkan Keuntungan Berlipat

22 Desember 2014
Tags:
Usai Krisis 2008 & 2013, Jenis Reksa Dana Ini Malah Hasilkan Keuntungan Berlipat
Petugas memeriksa ketersediaan valuta asing di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta (Bareksa.com)

Dalam situasi krisis, jenis reksa dana apa yang perlu Anda investasikan?

Bareksa.com - Perekonomian global di penghujung tahun 2014 ini cukup bergejolak. Dimulai dari rencana kenaikan suku bunga The Fed yang membuat nilai tukar mata uang dollar AS bergerak menguat terhadap mata uang lain, hingga terpuruknya perekonomian Rusia akibat tekanan sanksi negara-negara Barat.

Faktor-faktor global tersebut tak pelak mempengaruhi perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat mencapai 12.900, atau terendah sejak 2008 lalu. Rangkaian peristiwa tersebut memantik pertanyaan mengenai prospek perekonomian Indonesia di tahun 2015 nanti.

Banyak analis memperkirakan ekonomi Indonesia akan baik-baik saja karena fundamentalnya masih kuat. Namun, dalam kondisi seperti ini, tidak ada salahnya apabila kita “sedia payung sebelum hujan” untuk mengamankan investasi kita.

Promo Terbaru di Bareksa

Bagi mereka yang berinvestasi di reksa dana, perlu memetik hikmah dari situasi krisis pada 2008 dan 2013 lalu. Saat itu, yang menjadi penyebab adalah faktor eksternal yang turut menyeret Indonesia.

Untuk itu, mari kita telusuri data pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta dan berbagai indeks reksa dana Bareksa.com dalam rentang waktu 10 tahun terakhir. Dari sini, dapat kita pelajari bagaimana tren pergerakan masing-masing reksa dana di tengah krisis ekonomi.

Illustration

Dari tiga jenis reksa dana, tampak bahwa reksa dana saham mengalami kontraksi paling besar ketika terjadi krisis. Indeks reksa dana saham anjlok 59,64% pada krisis 2008 dan melorot 22,74% saat krisis 2013. Pergerakan IHSG menunjukkan irama yang sama; membukukan penurunan sebesar 60,45% pada 2008 dan 23,78% pada 2013.

Illustration

Sementara itu, indeks reksa dana campuran mencatatkan penurunan lebih rendah, yakni sebesar 40,71% pada krisis 2008 dan 15,19% pada 2013.

Illustration

Yang mengalami keanjlokan paling kecil adalah reksa dana pendapatan. Indeks reksa dana ini mencatatkan penurunan "hanya" sebesar 9,89% pada krisis 2018 dan 7,23% pada 2013. Hal ini berkesesuaian dengan karakter reksa dana jenis ini yang memang memiliki risiko lebih rendah dibandingkan reksa dana saham maupun campuran.

Illustration

Dan jangan risau. Seperti kata pepatah “habis gelap, terbitlah terang”. Setelah krisis mereda, nilai imbal hasil reksa dana - reksa dana tersebut pun selalu kembali naik, sebagaimana diperlihatkan tabel di bawah ini:

Illustration

*) Data hingga 19 Desember 2014

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat penurunan imbal hasil suatu reksa dana pada situasi krisis bergerak seiring dengan karakter risiko jenis reksa dana itu. Reksa dana saham yang memiliki karakter high risk - high return mengalami tingkat anjlok yang paling dalam dibandingkan dua tipe reksa dana lainnya. Namun, bila dilihat pada situasi pasca krisis, pemulihan imbal hasil reksa dana saham mampu menutup kerugian akibat krisis, bahkan memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan masa sebelum krisis.

Begitu juga dengan reksa dana pendapatan tetap yang memiliki karakter risiko yang lebih rendah. Jenis reksa dana ini mengalami penurunan yang paling sedikit. Namun, tingkat pemulihan pasca krisisnya tidak setinggi reksa dana saham maupun reksa dana campuran.

Jadi bagi para investor reksa dana yang memilih melakukan redemption (penjualan) saat krisis -- apapun jenis reksa dana yang dimiliki -- prinsip ini perlu dipertimbangkan: jangan lupa untuk masuk kembali ketika situasi sudah mereda (bottom up). Karena berdasarkan pengalaman dua krisis sebelumnya, kenaikan imbal hasil reksa dana pasca krisis dapat lebih tinggi dibandingkan tingkat penurunan akibat krisis.

Untuk mengakses data reksa dana Bareksa.com, silakan klik tautan ini. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua